Potong rambut
Apa yang anda ingat kalau mendengar kalimat potong rambut?
Kalau saya teringat saat SMA. Ya razia rambut.
Mendengar hal tersebut selalu berhasil membuat jantung saya deg-degan .
Biasanya untuk hal seperti ini guru-guru saya selalu kompak merahasiakan
waktunya.
Para guru akan bekerjasama mengalihkan perhatian kami di
kelas supaya kami tidak sadar di kelas sebelah sedang terjadi “pembantaian”.
Setelah itu tibalah giliran kami.
Walaupun saya merasa rambut saya sudah pendek saat razia debaran
jantung ini tidak berkurang .
Biasanya rambut yang dapat satu genggam langsung kena potong.
Begitupun untuk rambut yang sudah sampai telinga.
Dan guru-guru saya sering melakukannya sambil tersenyum
hangat. (ckrek…ckrek..ckrekk..)
Bagi kami di usia menjelang dewasa ini rambut adalah bagian
yang sering mendapat perhatian ekstra. Bahkan ada teman saya yang selalu
membawa sisir supaya tampilan rambutnya tetap prima.
Ada satu kejadian yang paling saya ingat dengan razia
rambut.
Saat itu kami yang berada di kelas “terdepan” sedang
belajar.
Datanglah serombongan guru ke kelas.
Kami yang belum menyadari maksud dan tujan kedatangan mereka
tetap santai .
Namun setelah diberitahu kalau kedatangan bapak-ibu guru adalah untuk memberikan salon gratis barulah kami gelisah.
Saya berusaha merapikan rambut dengan menekan-nekannya supaya
terlihat tipis.
Dan sepertinya berhasil karena saat melihat saya sang guru
hanya lewat dengan memberikan tatapan hangat.
Namun ada beberapa teman yang kena dalam razia kali ini.
Mereka protes dan beralasan kalau rambut mereka masih
pendek.
Namun maaf kawan alasan kalian kali ini tidak diterima.
(ckrek..ckrek…ckrek..)
Sedikit “kejam” namun sesekali disiplin memang perlu
ditegakkan dengan cara tegas.
Bagaimana zaman now??
Anda pasti lebih tahu dari saya.
Apa model rambut anda hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar