ANDA PENGUNJUNG KE :

Kamis, 15 Oktober 2020

HUTAN MANGROVE DI BATAM SEMAKIN TERKIKIS PERMUKIMAN



Kawasan hutan mangrove Kota Batam terus dirusak untuk keperluan pengembangan permukiman, sebagai dampak dari tingginya kebutuhan akan perumahan di kota industri tersebut.

Berdasarkan pantauan, Sabtu (29/11), hutan mangrove yang sengaja dibabat untuk pembangunan permukiman antara lain di Kampung Melayu, Nongsa Batam. Mangrove yang sebelumnya lebat kini sebagian ditebang untuk kavling.

"Sebenarnya sayang kalau ditebang. Karena mangrovenya indah dan menjadi daya tarik pengunjung pantai," kata seorang warga Batam, Ali.

Pihak penebang menyatakan, kawasan yang ditumbuhi bakau tersebut merupakan lahannya dan tidak mengetahui jika penebangan bakau dilarang.

"Ini lahan sudah saya beli. Saya tidak tahu kalau harus izin untuk menebang bakau di lahan sendiri," kata M Nur yang mengaku memiliki lahan tersebut.

Walaupun lahan miliknya ditumbuhi bakau, kata dia, namun masih jauh dari pantai.

"Ini masih sekitar 600 meter dari pantai. Jadi akan dijadikan kavling. Lagian ini juga masuk kampung tua," katanya.

Anggota Tim Verifikasi Kampung Tua Batam, Zailan Abas mengatakan pengukuran Kampung Tua pada kawasan tersebut belum selesai, dan karena itu tidak boleh ada pihak yang mengklaim wilayahnya masuk dalam pengukuran.

"Tim masih bekerja menentukan titik-titik batas dan luasannya. Jadi tidak boleh ada yang mengklain lahannya masuk kampung tua. Apalagi itu kawasan hutan bakau yang dilindungi," katanya.

Ia mengatakan, kawasan yang dibabat bakaunya untuk dijadikan kavling posisinya tidak lurus dengan batas titik-E (koordinat pengukuran kampung tua) dan berbatasan langsung dengan kawasan wisata.

Selain kawasan tersebut, penimbunan mangrove untuk keperluan pembangunan juga terjadi pada pantai Kampung Belian dengan luasan diperkirakan mencapai 100 hektare.

Kegiatan tersebut sempat menyulut kemarahan nelayan Nongsa Batam karena mematikan wilayah tangkapan hasil laut berupa kerang, kepiting, udang, gonggong yang banyak tumbuh pada kawasan tersebut.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan Kota Batam Suhartini mengatakan ihaknya selama ini kesulitan melakukan pengawasan karena petugas yang minim.

Sumber:Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar