Hutan merupakan suatu wilayah yang mana menjadi
tempat tumbuhnya pohon- pohon dan jenis tanaman yang lain. Pengertian hutan
tidak hanya berhenti sesederhana itu. Hutan juga bisa dikatakan sebagai
ekosistem yang mejadi tempat hidup dan berinteraksi bagi hewan maupun tumbuh-
tumbuhan. Hutan terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian atas, bagian
permukaan tanah dan bagian di bawah tanah. Di bagian atas hutan terdapat kanopi
alami yakni dedaunan pohon yang tumbuh lembat. Di permukaan tanah hutan
terdapat guguran daun- daun kering serta ditumbuhi semak- semak dan rerumputan.
Sedangkan di bagian bawah tanah hutan terdapat unsur hara, akar tanaman, sumber
mata air dan juga dihuni mikroorganisme.
Hutan bisa ditemukan di wilayah dengan iklim tropis,
dataran rendah dan juga dataran tinggi . Terdapat
berbagai jenis hutan diantaranya adalah hutan gugur, hutan sabana, hutan heterogen, hutan homogen, hutan mangrove, hutan buatan dan hutan hujan tropis. Indonesia sebagai
negara yang berada di garis khatulistiwa mempunyai hutan hujan tropis yang
selalu lembab sepanjang tahun. Keanekaragaman hayati yang berada di
dalam hutan hujan tropis sangatlah tinggi. Hal ini menjadi potensi sumber daya alam tersendiri bagi
Indonesia. Potensi sumber daya hutan dapat berupa kayu dan non kayu. Berikut
penjelasannya.
Kayu
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hutan
ditumbuhi oleh pepohonan berkayu. Potensi hutan berupa kayu ini banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku kertas, bahan baku industri
meubel dan lain sebagainya . Setidaknya terdapat 4000
jenis kayu yang keberadaannya tersebar di nusantara. Lebih dari 250 jenis kayu
tersebut merupakan kayu dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Diantara jenis
– jenis kayu tersebut adalah :
·
Kayu jati
Potensi hutan berupa kayu yang pertama
adalah kayu jati. Nama latin dari pohon yang menghasilkan jenis kayu ini
adalah Tectona grandis. Pohon jati tumbuh di hutan buatan
maupun hutan alami yang memiliki curah hujan berkisar antara 1.500 sampai 2000
mm per tahun. Jati dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah yang
tidak digenangi air. Persebaran hutan jati di nusantara meliputi beberapa
daerah seperti Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Bali. Di Pulau Jawa sendiri,
persebaran jati paling banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kayu jati memiliki tekstur yang keras dan awet karena
terdapat minyak di dalamnya. Hal ini membuat kayu jati banyak dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat interior rumah. Selain sebagai interior rumah, kayu
jati juga digunakan sebagai atap dan tiang penyangga rumah- rumah
tradisional jawa. Kayu jati yang sudah diolah juga bisa dimanfaatkan
untuk membuat kapal dan konstruksi jembatan. Semua manfaat yang bisa diperoleh
dari kayu jati membuat kayu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
·
Kayu meranti
Kayu meranti terkenal di kalangan pertukangan dan
perdagangan kayu. Terdapat berbagai jenis pohon meranti yang diantaranya adalah
meranti hitam batang, balangeran, tengkawang gunung, dan meranti buaya bukit.
Jenis- jenis pohon meranti tersebut menghasilkan kayu meranti merah.
Persebarannya meliputi hutan- hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Kayu
meranti sering dimanfaatkan sebagai kayu konsrtuksi, penyekat ruangan dalam
bangunan, bahan pembuatan meubel dan berbagai interior dalam rumah. Selain
menghasilkan kayu, pohon meranti juga menghasilkan resin, yaitu sejenis getah
yang keluar dari batang pohon. Resin ini selanjutnya akan dibahas dalam potensi
hutan non kayu.
·
Kayu cendana
Kayu cendana dihasilkan dari pohon dengan
nama latin Santalum album yang ditemukan
di Nusa Tenggara Timur. Meski demikian, persebaran cendana sekarang sudah
meliputi hutan- hutan di daerah Jawa dan keseluruhan Nusa Tenggara. Kayu
cendana ini sudah menjadi barang langka sehingga harganya menjadi begitu mahal.
Kayu cendana memiliki aroma yang wangi. Itulah nilai lebih dari kayu cendana
dibandiingkan jenis kayu lainnya. Pemanfaatan kayu cendana diantaranya
adalah sebagai bahan pembuatan dupa & aroma terapi, sebagai campuran
parfum, serta bahan pembuatan sarung keris.
·
Kayu akasia
Akasia memiliki nama latin Acacia mangium. Kayu akasia banyak ditemukan di
hutan- hutan Jawa Barat. Pada awalnya, kayu akasia dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan kertas. Banyak pabrik kertas yang mencari pohon akasia dengan usia
berkisar antara 3 sampai 5 tahun. Perkembangan selanjutnya, kayu akasia juga
digunakan sebaga bahan baku pembuatan furnitur. Hal ini membuat permintaan kayu
akasia oleh industri meubel maupun kertas semakin meningkat.
Non Kayu
Meskipun potensi hutan dominan dengan kayu, tetapi ada juga potensi lain dari hutan yang tak kalah bermanfaat . Potensi hutan ini juga termasuk dalam sumber daya alam biotik yang dapat terus diperbaharui
. Beberapa hasil hutan non kayu adalah madu, buah- buahan, jamur, damar, rotan, sagu, sutera dan lain sebagainya. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing- masing contoh potensi hutan non kayu.
·
Buah- buahan – Terdapat berbagai jenis buah- buahan yang bisa
diperoleh dari hutan. Diantara buah- buahan yang bisa ditemukan di hutan adalah
buah durian, buah bery, buah kaktus pir berduri, jambu monyet, buah ara,
markisa, buah keramu dan lain sebagainya.
·
Madu – Cairan kental yang diperoleh dari sarang lebah ini
kaya akan manfaat. Madu asli hutan biasanya dijadikan obat herbal dan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi.
·
Karet – Potensi hutan non kayu yang satu ini sebenarnya adalah
getah dari pohon yang biasa kita sebut pohon karet. Penghasil karet ini
sebetulnya adalah para atau Hevea brasillensis. Nilai
ekonomis karet juga tergolong tinggi karena karet banyak digunakan diberbagai
industri seperti industri pembuatan ban.
·
Rempah- rempah – Jenis rempah- rempah yang dihasilkan hutan diantaranya
adalah kayu manis, pala, cengkih dan vanila. Hutan di Maluku banyak
menghasilkan rempah- rempah yang sering diperdagangkan sejak zaman dahulu.
Karena rempah- rempah ini lah dulu Indonesia menjadi negara tujuan penjajahan
Portugis dan Belanda.
·
Rotan – Batang rotan mempunyai panjang puluhan meter dan
banyak dimanfaatkan untuk membuat interior rumah. Sebelum diolah, rotan harus
dibersihkan terlebih dahulu karena rotan mempunyai pelepah yang berduri. Sebagian
besar rotan di Indonesia dihasilkan dari hutan yang berada di daerah Sumatera,
Jwa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
·
Sagu – Potensi hutan non kayu yang berbentuk tepung ini
berasal dari proses pengolahan batang pohon sagu. Penduduk Indonesia bagian
timur menjadikan sagu sebagai bahan makanan pokok. Masyarakat Maluku dan Papua
biasanya memanen sagu dari hutan kemudian mengolahnya menjadi masakan bernama
papeda.
1. Tuliskan minimal 3 potensi hutan di Batam!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar